dialah...

hujan kujamahi bersama
kilauan petir menundukkan piluku
jembatan penyeberangan menghantarkan kedukaan
menjadi yang tersayang

alangkah indah senyuman usang itu
kutunggu hingga asingku
menampik kejujuran seolahku
penuh hina dalam sarangku

kalopun itu ada
semanggi berdaun tiga
menjatuhkanku kedalam keilhaman
sebuah taubat
seorang zina...

ditengahku menambah rasa
terjurangkan satuan satu
kerlipan kegelapan menuju yang teratas
kulakukan demi seorang dia...

3 Responses to "dialah..."

Liam (visit their site)

ulak donk maksude,,,
hehehehe,,,
bahasane terlalu puitis,,,
hehehehe,,,
tapi tetep SEMANGAT!!!

Nova (visit their site)

idem wae ama bang liam ura dunk,,ni asal ajah,,heheh

Jika jiwa-jiwa yang terluka masih menyenandungkan syair kehidupan

meski tertawa dalam kesedihan, hanyut dalam penderitaan,

itu pertanda kehidupan belum akan segera berakhir,

namun jika jiwa-jiwa kebahagiaan hanyut dalam kemuraman, keadilan enggan bersuara,

di situ kebinasaan akan segera menjemput, karena tanda-tanda kehidupan telah layu

Anonim (visit their site)

namabahi sitik..........,
rasah ngoyoleh ngresapi puisine ndak pusing...............:-)
jeng preni gaweke puisi cinta dunx.................:-)